Indeks Prestasi (IP) Menolongmu Saat Proses Seleksi, Namun Di kala Kerja Semua Tergantung Kemampuanmu.

Ketika kuliah kita tidak pernah terlepas dari Indeks Prestasi. Indeks prestasi atau IP bisa kita peroleh ketika di akhir semester, saat yudisium. Ada beberapa tipe mahasiswa dalam memaknai IP. Ada yang menganggap IP sangat penting, dan mau mengejarnya dengan susah payah. Bahkan ada yang sampai disertai usaha yang kurang baik, seperti halnya mencontek pekerjaan-pekerjaan teman yang lain. Adapula yang menganggpnya hanya sebatas formalitas penilaian semata. Mereka ini tidak begitu mengidolakan IP, namun juga tidak meremehkannya. Ya, biasa-biasa saja yang penting telah berusaha mendapatkannya. Tentu ada beberbagi macam reaksi atau sikap dari mahasiwa terkait IP, tidak sekedar hanya dua itu saja.

Disini saya mencoba memahami, apakah IP itu sangatlah
penting atau biasa saja. Menurut saya IP itu memang sangatlah penting diusahakan, namun jangan terlalu mementingkannya. Kita harus tetap berusaha mendapatkan IP sebaik mungkin, karena memang dengan itulah kita dinilai. Secara akademis memang IP-lah sebagai standar kemampuan seorang mahasiswa. Walaupun disisi lain, tentang kemampuan ataupun softskill masing-masing individu itu biar kita sendiri yang menilainya.. Secara formalitas, kita bisa menunjukan hasil kemampuan akademis kita memang dalam sebuah IP.

Kemudian, berkelanjutan ketika kita lulus nanti. Ketika kita ingin melamar kerja di sebuah perusahaan, tentu salah satu yang paling dilihat diawal adalah nilai-nilai yang kita peroleh dalam selembar transkip nilai kita. Berapakah nilai kita, apakah kita dianggap cocok mengisi pekerjaan yang dibutuhkan sebuah perusahaan. Tanpa melihat kerja kita dahulu, perusahaan akan mereview ijazah dan transkip nilai kita. Karena tidaklah mungkin jika kita langsung bekerja dahulu, baru ditentukan diterima iya tidaknya secara lama seperti itu. Jadi, IP memang membantu kita saat proses seleksi.

Saat kita telah bekerja, saat inilah sesungguhnya kemampuan kita yang sebenarnya akan terlihat. Apakah benar yang tertulis di indeks prestasi itu sesuai dengan kemampuan kita atau tidak. Jika kerja kita bagus, maka tentu itu menunjukan bahwa IP itu memang kita peroleh dengan usaha yang sesungguhnya. Atau bahkan kerjaan kita lebih bagus, berarti selama ini formalitas IP itu tidak mampu menilai kemampuan akademis kita. Begitupun sebaliknya, malah ternyata kita kerjaannya amburadul tidak jelas. Berarti mungkin selama ini ada yang salah dengan IP kita. Maka kita harus bersiap-siap saja untuk tidak diperpanjang di perusahaan tersebut.

Saat kita ingin menjadi usahawan, IP memang bukanlah sesuatu yang kita harapkan dengan muluk-muluk. IP hanyalah formalitas, sedangkan kerja yang sesungguhnya bukanlah berdasarkan hanya sebatas hasil tugas, hasil UTS dan UAS semata. Mahasiswa tipe ini tentu mempunyai banyak inovasi dan kreasi, IP yang penting bukanlah hasil contekan. Mereka tetap percaya diri dengan hasilnya, yang penting kemampuan dan jalan pilihan mereka sendiri. Tidak ikut-ikutan semata.

Dunia ini bukan hanya dunia formalitas semata. yang semuanya bisa terangkum dalam secarik kertas berisi nilai-nilai. Kita tak mungkin selalu berharap semua hal yang kita lakukan akan dibukukan dalam secarik kertas dan dinilai. Ada kalanya semua kerja keras kita itu hanya kita dan Allah yang tahu. Kita tidak butuh penghargaan dari orang lain, kita melakukannya yang penting untuk kebaikan kita atau kebaikan untuk orang-orang yang kita perjuangkan. Nilai-nilai itu memang memudahkan manusia untuk sedikit memahami manusia yang lain, namun kepahaman sebenarnya adalah tat kala ia telah berinteraksi bersama kita. Baru bisa kita memahami seperti apa dia sebenarnya, seperti apa kemampuan dan keahliannya.

0 Response to "Indeks Prestasi (IP) Menolongmu Saat Proses Seleksi, Namun Di kala Kerja Semua Tergantung Kemampuanmu."

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.