Alhamdulillah Besok Aku Akhirnya Diwisuda - Catatan Sang Bidikmisi Ke-35


Malam ini aku kenakan toga, bergaya mencobanya untuk acara wisuda besok pagi. Sebuah jubah panjang selutut yang hampir menutup seluruh tubuhku. Hitam warnanya berpadu dengan hiasan warna hijau di bagian lehernya. Serta terselempang sebuah shamir kuning bertuliskan “WISUDA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG”, dengan sebuah lempengan logo Unnes berwarna kuning emas yang menambah gagah rasanya kala memakainya. Membuatku tersenyum sendiri malam ini di kamarku. Semua ini dahulu adalah mimpi, namun besok pagi akan jadi kenyataan. Ya,  insya Allah hari rabu besok aku akan diwisuda menjadi seorang sarjana.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan bagiku untuk kuliah, anugerah yang begitu besar. Suatu jalan yang tak terduga bagiku sebagai seorang anak yang pernah putus sekolah. Pernah mencicipi panasnya terik matahari di tengah hamparan pasir di pedalaman hutan Kalimantan, berpadu dengan kucuran keringat yang tiap hari keluar kala tulang belulang tubuhku bekerja keras mencari uang. Sungguh kesempatan yang tak semua pemuda bisa menerimanya sepertiku, aku diberi kesempatan oleh Tuhanku untuk kuliah.


Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha kuasa lagi Maha Perkasa. Dzat yang telah memberiku kekuatan selama empat tahun ini, hingga aku bisa menyelesaikan kuliahku. Perjalanan empat tahun sebagai seorang mahasiswa, tepatnya seorang mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Sebuah beasiswa yang telah mengantarkanku untuk bisa menuntut ilmu di jenjang perguruan tinggi. Empat tahun, sungguh perjalanan yang penuh dengan suka duka. Begitu banyak peristiwa, kenangan, pengalaman dan tentu banyak hikmah berharga yang aku dapatkan.

Malam ini mulai aku putar rekaman perjalananku selama empat tahun menjadi mahasiswa. Layaknya sebuah proyektor besar yang terpampang jelas di ingatanku. Teringat kala dulu masih menjadi mahasiswa baru, aku seorang anak laki-laki dari pelosok desa yang begitu polosnya melangkahkan kaki di kota Semarang. Bertemu dari para mahasiswa baru dari seluruh pelosok negeri, aku merasa sangat beruntung. Teringat kala aku memakai seragam hitam putih yang diwajibkan untuk mahasiswa baru, celana hitamku kedodoran karena besar ukurannya yang merupakan celana kakakku yang aku pinjam. Baju putihku kala itu tak bisa dikatakan putih karena lecek dan terlihat kusam, menandakan baju lama yang telah bertahun-tahun disimpan di lemari. Namun besok semua akan terganti, aku sudah punya baju baru berwarna putih dibalik toga yang akan aku kenakan.

Setelah hari besok berlalu mungkin semuanya akan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Masa-masa saat aku duduk di deretan bangku kuliah bersama teman-temanku di PAPER B. Masa-masa saat aku begitu serius mendengarkan dosen yang sedang ceramah. Masa-masa saat aku tertidur di bangku tanpa rasa bersalah, karena sang dosen tak begitu menarik  bagiku dalam mengajar. Atau disaat aku malah mengobrol sendiri sedangkan sang dosen sedang begitu semangat-semangatnya berpidato di depan kelas. Masa-masa dimana aku minta izin ke belakang, padahal tak ada kepentingan apapun kecuali ingin mencari udara segar hanya karena bosan di dalam kelas. Kini pun begitu teringat saat aku dengan menggebu-gebu mendebat temanku saat presentasi didepan, seolah tanpa belas kasihan ingin menumbangkan semua argument yang disampaikan. Ah semua begitu membekas di fikiranku, menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Saat menulis ini, aku ingat pula saat aku begitu asyiknya berorganisasi. Ternyata begitu banyak organisasi yang telah aku ikuti. Teringat kala pertama kali ditunjuk sebagai ketua departemen advokasi dan kesejahteraan mahasiswa di Hima Pend. Ekonomi. Padahal, aku masih seorang maba yang belum tahu banyak hal. Konyolnya aku hanya menerima jabatan begitu saja. Teringat pula kala aku di marahi para dosen, karena membuat acara yang mengkritik kinerja para dosen dan jurusan. Anehnya kala itu aku hanya tersenyum-senyum di atas semua kesalahanku, tak takut karena membuat acara yang aneh. Teringat pula kala aku berkecimpung dengan begitu asyik di dunia rohis fakultas, di Eksis dan tepatnya di departemen Syiar yang aku ketuai. Membuat acara-acara yang diluar kebiasaan rohis, begitu aneh yang menyita banyak perhatian aktifis lainnya. Teringat acara besar yaitu tablig akbar, yang telah membuatku merogoh uang tabunganku sekitar satu juta rupiah karena anggaran pengeluaran yang ternyata defisit. Begitu konyol juga, ketika aku dengan senang hati menalangi uang itu lewat sakuku padahal aku tak punya banyak uang. Namun akhirnya uang itu pun kembali lagi padaku. Eksis, begitu terkenang lewat beberapa orang istimewa di departemenku. Sekretarisku yang sangat ikhlas dan begitu murah senyum, Rossi Yunieka. Beserta anggota yang gokil dan aneh, Ibnu, Tata, Hanif, Fajar, Iqro, dan yang lucu . si Tiara dan lain-lain.

Teringat pula kala aku mulai tertarik di KIME, sebuah komunitas ilmiah di fakultasku. Begitu aneh saat aku dicalonkan sebagai Pelaksana Tugas mengganti ketua saat itu (Mas Afif), diantara dua calon lain yang merupakan kader lama yang telah menjadi kadep, Meni’ dan Ridho. Padahal aku hanya anggota baru dan hanya seorang yang berjabatan staff biasa. Ah begitu sombongnya aku kala itu, hehehe aku menolak dicalonkan karena beralasan begitu aktif di banyak organisasi. Mungkin aku dicalonkan juga karena keaktifanku di banyak organisasi, seperti mahasiswa yang tak kenal lelah. Ah padahal aku juga lelah banget, hehehe hanya pura-pura sangat semangat untuk menyemangatiku sendiri.
Teringat juga saat aku mencalonkan diri menjadi ketua BEM FE, hal yang terlalu berani aku lakukan dengan menantang dua calon lain yang merupakan kadep di BEM FE saat itu, Zaenul dan Galang. Ah itu juga karena banyaknya saran dan permintaan agar aku mencalonkan diri. Hehehe dengan begitu percaya dirinya aku ikut dalam pencalonan. Teringat saat baliho besar berukuran dua kali tiga meter yang bergambarkan fotoku terpampang begitu besar di depan gedung C3, fotoku yang terlihat begitu serius yang katanya juga nyeremin yang bertulisakan “Pilih Nomer 1, Agus Joko Prasetyo”.  Serta beberapa poster yang terlihat memenuhi hampir setiap mading yang ada, dengan slogan dan fotoku yang begitu narsis “AJP, Aspiratif Jujur Peduli”. Oh, jadi tersenyum saat aku ingat masa itu.

Teringat pula dengan organisasi yang sangat berkesan bagiku, IMBISI FE Unnes. Sebuah organisasi yang begitu dekat dengaku, organisasi mahasiswa bidikmisi. Begitu asyiknya hingga aku dengan senang hati menjadi ketuanya selama dua periode, baru terfikirkan kini kenapa aku mau melakukan itu. Tak ada bayaran, tak ada ekspos media, tak ada dikenal banyak orang. Eh ternyata disitu begitu mengajarkanku untuk bermanfaat pada orang lain. Teringat dengan begitu semangatnya aku mengirimkan sms informasi ke ratusan nomer sekaligus, tanpa mikirin pulsa dengan bertele-tele. Ya, hampir setiap saat HPku berbunyi mendapat sms dari mahasiswa bidikmisi. Sms pertanyaan, sms keluhan, sms kritikan, sms yang macem-macem yang kadang juga membuatku senyum-senyum bahkan bersedih sendiri. Aah semuanya lalu lalang menyerbu HPku. Namun manfaatnya aku pun punya banyak teman.
Kenangan berorganisasi ternyata begitu berkesan menjadi sebuah pengalaman berharga yang begitu sangat banyak memberikan pelajaran dan hikmah dalam bersosial. Maka kamu, iya kamu…. Jangan ogah-ogahan ya jika punya kesempatan berorganisasi.
Semakin malam aku menulis ini, kembali teringat hal yang sangat membebaniku namun juga sangat membentuk karakterku hingga aku sangat suka jadi pemimpin. Apa itu ??? tahu nggak, teman-teman sekelasku memberikanku sebuah gelar menjengkelkan buatku. “KOMTING SEUMUR HIDUP”, itu lah sebuah gelas kebangsawanan yang telah di anugerahkan padaku oleh teman-temanku sekelas hahaha. Teringat kala aku dengan senang hati diperintah untuk ini dan itu, seolah-olah itu adalah pekerjaan yang sangat cocok untuk seorang pemimpin kelas. Dari menyalakan proyektor, mengumpulkan tugas dan bahkan sampai mengambilkan spidol dosen yang ketinggalan di ruangannya. Hahaha namun semua itu kulakukan dengan senang hati. Karena bukan perintah-perintah aneh itu menjadikan komting itu posisisi yang istimewa, namun kala menjadi komting benar-benar aku belajar untuk peduli pada orang lain sepeduli-pedulinya. Walau mereka tak memperdulikanku, ada kepuasan tersedniri saat aku bisa melaksanakan tanggung jawabku. Melihat mereka tersenyum karena kepedulianku adalah hadiah terbesar yang bisa aku rasakan  dari mereka.
Teringat lagi kala aku begitu ingin stress karena mengurusi KKL mandiri, lagi-lagi sialnya aku dipilih menjadi ketua. Ah begitu rumit kala itu, seolah otak dan perasaanku diperas karena kesalah pahaman antara panitia dan pihak dosen. Lagi-lagi aku dengan anehnya berjuang demi teman-temanku tanpa bayaran apapun, rela kesana-kemari, dimarahi dosen sana-sini, hingga aku begitu merasa sangat lelah melangkah karena begitu menyita kekesalanku dan kebingunganku. Hemmm namun karena berbagai cobaan itu, karena dari awal niatnya baik justru membuatku lebih dikenal pihak dosenku. Aku pun merasa bahagia, kala melihat teman-temanku sekelas tersenyum menikmati KKL dengan lancar.

Teringat pula kala KKN dulu di desa Sukareja Tegal, ah aneh lagi aku dipilih jadi ketua tim lagi. Teringat kala buat acara sosialisasi menyemangati anak-anak SMAN 1 Warureja. Aku membuat mereka menangis sesenggukan, hehehe dasar aku membuat mereka ingin kuliah sepertiku. Berlagak seperti motivator namun dengan gaya bicara yang pas-pasan, ditambah lagi dengan wajah yang pas-pasan pula. Hehehe. Teringat pula kala aku harus memanggul plang jalan yang begitu banyak dan menanamnya satu per satu di setiap gang desa, hehehe ntah plang papan yang aku cat dengan warna biru sekarang masih berdiri atau tidak. Teringat lagi kala PPL di SMKN 1 Salatiga dulu, bertemu dengan sosok-sosok mahasiswa yang begitu unik2 pula. Parahnya lagi-lagi aku dipilih menjadi ketua mahasiswa, walau sebenarnya juga ingin mundur karena baru kali ini aku merasa tidak berhasil sebagai pemimpin. Teringat akan murid-muris XAP3 yang semuanya adalah cewek, ah hal itu membuatku seperti arjuna yang berdiri didepan  para bidadari-bidadari kecil. Teringat saat aku membuat mereka menangis pula, saat kuerlihatkan video motivasi diakhir pelajaran. Mereka nampak tersenyum seusasi melihatnya, padahal masih meneteskan air mata. Ah aku begitu sering membuat orang menangis. hehehe

Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukanku dengan sosok-sosok kaum hawa yang istimewa. Kaum hawa yang telah menumbuhkan rasa yang indah, yang orang-orang sebut itu dengan istilah “Cinta”. Teringat dengan seorang gadis yang begitu solihah dengan segala pengetahuan agamanya, yang telah membuatku terjatuh pertama kalinya dalam hatinya. Gadis yang membuatku terpaksa menulis sebuah frase istimewa untuknya dengan sebutan “Habibatul Qolby”. Teringat pula begitu manisnya sebuah senyum seorang gadis nan cantik jelita, berkerudung merah muda dengan tutur kata khasnya yang sering menyapaku dengan nada unik “mas aguuuuussss”.  Teringat pula dengan gadis berkerudung putih yang suka sekali warna unggu, yang telah menginspirasiku untuk menulis banyak puisi. Seorang gadis nan manis dan nyaman senyumnya itu yang sering aku sebut sebagai bidadari.  Ketiga sosok istimewa yang kini telah melabuhkan hatinya untuk orang lain, hehehe anehnya aku begitu rela dan ikhlas menerima itu. Aku tetap merasa bahagia karena pernah merasakan indahnya cinta dari mereka, walau tak pernah jadi kekaksih mereka. Mungkin ini hanya sebuah perkenalan, semacam intermezzo untuk mengenalkanku untuk jodohku kelak yang akan memberiku cinta sepenuhnya.

Segala puji bagi Allah pula yang telah membuatku mampu mengerjakan skripsiku dengan tepat waktu, hingga aku bisa lulus di akhir jatahku sebagai seorang mahasiswa bidikmisi. Teringat kala aku dengan sendunya menunggu di depan lorong C6, dari jam tujuh pagi hingga sore hari hanya untuk menunggu dosen pembimbing. Teringat wajah-wajah temanku sambil memegang map besar yang dipangkunya sambil sesekali menatap ke dalam ruangan berharap sang dosen yang ditunggunya telah tiba. Oh semua itu begitu berkesan, apalagi kala mengingat saat-saat sidang skripsi. Saat-saat yang begitu mendebarkan, kala berhadapan dengan dosen penguji yang seolah membawa pedang yang siap dihunuskan kepadaku, padahal mereka tak membawa senjata apa-apa. Teringat kala argumenku satu persatu disanggah oleh mereka dengan cepat dan tegas, hingga lidahku tergugup saat meladeni setiap pertanyaan yang ada. Hemmm Alhamdulillah skrispsi yang begitu menyita semangat itu akhirnya telah terlewati.

Di akhir catatan ini aku ingin menyampaikan banyak terima kasih pada orang-orang yang telah membuatku bisa sampai disini, ya sampai aku akan bisa merasakan yang namanya “Wisuda”. Mmmm dibaca ya, kali aja ada namamu. Hehehe.
Terima kasih untuk ibundaku tercinta, yang telah setia mendoakanku siang malam dalam sujud dan tengadah tangannya kepada Allah. Hingga berbagai keajaiban dan jalan yang begitu mudah dan lancar serasa selalu menjadi penolongku disetiap jalan yang aku pilih.
Terima kasih untuk keluargaku, kakak-kakakku yang aku banggakan yang senantiasa mendukungku dikala aku mengalami kesulitan. Yang telah memberikan banyak pelajaran bagaimana cara aku memandang kehidupan.
Terima kasih  Abah Yai Abdul Hamid Al-Ghozali beserta keluarga, yang telah mengulurkan begitu banyak bantuan padaku hingga aku bisa memperdalam agamaku serta menyelamatkanku dari suramnya masa depan seorang yang putus sekolah. Tanpa bantuannya, aku tak mungkin bisa kembali sekolah ke SMA.

Terima kasih untuk guru-guru SMAku, SMA Muhammadiyah 3 Kayen yang telah menjembataniku dan menyemangatiku hingga aku pun bisa kuliah. Tanpa uluran bantuan yang diberikan, aku tak aka bisa mengenyam pendidikan SMA.

Terima kasih Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Pak Muhammad Nud, engkau telah memulai program yang luar biasa yang telah memberikan pintu harapan bagiku untuk belajar sampai perguruan tinggi. Program beasiswa Bidikmisi telah memberikan kesempatan bagi kami para pemuda dari keluarga kurang mampu untuk berani bercita-cita dan menulis mimpi setinggi-tingginya.
Terima kasih bapak ibu Dosen Unnes, yang telah selama delapan semester ini membuatku menerima banyak pengetahuan dan pengalaman sebagai seorang mahasiswa. Hingga akhirnya berkat jasa-jasamu, aku bisa merasakan memakai toga dengan berbagai harapan baru  kedepan.

Terima kasih teman-temanku semua, teman SMAku yang sangat sederhana namun bermakna, teman pondok pesantren Roudlotul Hamiddiyah yang begitu sangat tinggi tirakatnya dalam mencari ilmu. Teman-temanku di kelas PAPER B, sungguh teman-teman yang telah memberikan kenangan yang sangat banyak di tiap harinya. Teman-teman di IMBISI FE, Oh kalian begitu paling seperjuangan denganku. Teman-teman di Hima PE, KIME, BEM FE yang mengajarkanku tentang leadership dan tanggung jawab. Teman-teman di Eksis, terutama teman-teman di Syiar, Ohhh kalian begitu membuatku merasa senang dalam berbagi ilmu agama. Serta teman-temanku bidikmisi semua, kalian sungguh luar biasa. Dan tak lupa semua orang yang mau menjadi temanku, walau begitu banyak kekurangan dan keburukan yang aku miliki, namun kalian dengan senyum manis mau menjadikanku sebagai teman. Kalian semua adalah temanku.

Terakhir aku sangat berharap, kalian semua tetap selalu mau menjadi teman-temanku. Aku senang bisa bertemu kalian, sedih rasanya juga karena seolah terasa akan tak bertemu kalian lagi setelah acara wisuda esok hari. Senyum kalian, tawa kalian, canda kalian, hemmmm tentu taka da yang akan sama seperti kalian. Memang aku begitu tak menyukai perpisahan, aku orang yang begitu bersedih jika akan mengalami perpisahan. Semoga kita bisa selalu menjadi teman, teman di dunia dan teman di surga. Maafkan aku ya teman jika aku punya banyak salah pada kalian, aku pun memaafkan kalian.
Sampai jumpa pada hari esok nanti ya, saat aku memakai toga dalam acara wisuda besok pagi. Aku ingin berfoto dengan kalian, aku ingin punya foto dari kalian yang sedang tersenyum bersamakau yang sedang memakai toga. Oke besok datang ya di acara wisudanya, tentu juga banyak teman kalian yang sedang wisuda.  Okeee sampai bertemu denganku, aku bangga punya teman sepertimu. Iya kamu, kamu dan kamuuu.
Alhamdulillah besok aku wisuda, insya Allah.


0 Response to "Alhamdulillah Besok Aku Akhirnya Diwisuda - Catatan Sang Bidikmisi Ke-35"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.