Kerinduan untukmu anakku

J

Jaka, dia adalah seorang mahasiswa yang kuliah disalah satu perguruan tinggi dikota Semarang. Dia terkenal sebagai  mahasiswa yang rajin dan sangat aktif sekali dalam kampusnya. Dia banyak mempunyai cita-cita yang tinggi dan ingin sekali membanggakan kedua orang tuanya. Dalam kamus hidupnya sedikit sekali kata luang diantara waktunya. Dikampus selain dia rajin belajar dia juga seorang yang sangat menyibukan diri dalam organisasi. Dia adalah pemuda yang sangat disegani diantara teman-temanya. Dia pribadi yang mudah bergaul dengan siapapun. Dengan berbagai kelebihan ini banyak sekali mahasiswi-mahasiswi yang menyukainya. Tapi pilihan hatinya jatuh keseorang gadis bernama Citra. Citra adalah mahasiswi yang cantik dan juga seperti Jaka yang sibuk didunia organisasi dikampus. Mereka menjalin hubungan asmara secara terbuka hingga sering terlihat selalu bersama-sama baik waktu kuliah maupun diluar kuliah.

Kegiatan Jaka sehari-hari setelah kuliah terus nimbrung diorganisasi terus ngapelin si Citra dan malamnya bergulat dengan buku-buku kuliah dan sesekali buku-buku tentang politik negara. Hari-hari dilalui jaka seperti itu tanpa lelah dan mengeluh. Hingga tiba suatu saat ibunya menelfon Jaka.






Ibu Jaka              : Assalamu alaikum Jaka…
Jaka                    : Wa Alaikum Salam bu.
Ibu Jaka             : Jaka bagaimana kabarnya ? kapan pulang kekampung, ibu sudah kangen pengen        bertemu kamu.
Jaka                    : Alhamdulillah baik bu’, maaf bu’ Jaka belum bisa pulang.
Ibu Jaka              : Kenapa nak, kan sudah masanya liburan ini. Teman-temanmu saja sudah pada          pulang. Kamu sudah beberapa bulan tidak pernah pulang, Nelfon ibu bapak saja        juga sudah jarang, kalau ibu bapak tidak nelfon dahulu.
Jaka                    : Maaf bu’ disini banyak agenda kegiatan jadi belum bisa pulang.
Ibu Jaka              : Ya sudah kalau begitu, Ibu doakan semoga kamu baik-baik saja disana.

Setelah ditelefon itu Jaka jadi berfikir memang dia sekarang sudah jarang sekali pulang, kalau pulang juga Cuma sebentar lagi terus balik lagi ke Semarang. Sebenarnya liburang dedan juga ada waktu libur untuk dia untuk pulang, tapi dia sudah terlanjur janji sama Citra pacarnya untuk nemenin jalan-jalan muter-muter Semarang. Untuk si Citra Jaka rela lakuin apa aja asal pacarnya yang cantik itu senang dan tidak berpaling kecowok lain. Dia tidak mau kehilangan sosok secantik Citra dalam hidupnya.
Sampai beberapa bulan kemudian hubungan mereka tetap harmonis walau ada sedikit sedikit pertengkaran-pertengkaran kecil diantara mereka. Tapi itu tidak menjadi masalah yang berlarut dalam hubungan mereka. Jaka dan Citra pun disibukan dalam agenda organisasi kampus yang sama, mereka sering bersama dalam kesibukan agenda-agenda besar dikampus. Jaka pun terlihat sangat sibuk tapi tetap menikmatinya. Pada suatu hari sang ibu menelfon kembali pada Jaka.

Ibu Jaka            : Assalamu alaikum Jaka…
Jaka                  : Wa Alaikum Salam bu.
Ibu Jaka            : Jaka bagaimana kabarnya anakku ? kok belum pulang-pulang juga, padahal sudah      beberapa bulan telah berlalu semenjak ibu telfon dulu.
Jaka              : M….. maaf bu’, akhir-akhir ini juga semakin banyak sekali kegiatan Jaka dikampus.
Ibu Jaka            : Terus kapan Jaka mau meluangkan waktunya untuk ibu bapak dirumah ?
Jaka                  : Gimana ya bu’… mmmmmm ya sudah liburan dua minggu lagi Jaka akan pulang.
Ibu Jaka            : ibu menunggumu dirumah Jaka.

Setelah telefon itu Jaka terus berfikir, karena liburan minggu depan dia sudah menjadwalkan untuk bisa bersama Citra menikmati liburan dengan naik gunung. Setelah itu dengan berbagai alasan Jaka minta maaf pada Citra bahwa ia tidak bisa menemaninya naik gunung bersama teman-temannya karena diminta pulang ibunya. Citra pun sedih, terlihat mukanya yang muram menunduk. Tapi Jaka dengan sigap menghibur dambaan hatinya itu.

Jaka             : Citra sayaaang
Citra            : Iya kenapa ? (dengan agak judesnya)
Jaka         : sayang, kok sedih cemberut gitu sih. Gini memang liburan nanti aku akan bersama ibuku. Tapi tahu gak ?
Citra            : Tahu apa ? (tambah judes tapi penasaran)
Jaka          : Mungkin Cuma beberapa hari aku dirumah, tapi kan
selamanya nanti akan bersama kamu sayang.
Citra            : Uhhh dasar laki-laki pinter ngegombal (sambil terlihat cuek tapi hatinya sangat senang sekali mendengat kata-kata Jaka itu)

Waktu liburan pun tiba, Jaka pun pulang kekampungnya dengan berbekal sepeda motor pemberian ayahnya dahulu. Sebelum pulang ia membawa berbagai berkas dan lembaran-lembaran agenda kerja organisasinya dikampus supaya nanti tetap bisa nanti dikerjakan dirumah. Akhirnya dengan beberapa jam perjalanan akhirnya ia sampai dikotanya yaitu kota Temanggung. Setelah sampai ibu Jaka langsung memeluk Jaka karena sangat ia merindukan anaknya itu karena sudah beberapa bulan tak melihat anaknya langsung. Beberapa jam dirumah Jaka sudah banyak diajak ngobrol sama kedua orang tuanya tentang kuliahnya dan kehidupanya di semarang. Tapi ditengah obrolan dengan orang tuanya itu tiba-tiba handphone Jaka berbunyi berkali-kali, tapi Jaka tak memperdulikannya karena tak enak sedang berbicara dengan orang tuanya. Tapi karena masih berbunyi terus maka dilihatnya Jaka ternyata Citra pacarnya menelfon. Dengan sigap Jaka meminta izin untuk mengangkat telefonnya. Jaka terlihat panic, karena Citra memberitahunya bahwa ia sedang sakit tapi sebenarnya cuma demam biasa akibat kecapean naik gunung kemarin tapi tetap meminta ingin bertemu Jaka. Katanya ingin dapatkan perhatian langsung dari pacarnya itu. Fikiran Jaka ya terpaksa tentu harus balik ke Semarang lagi. Tapi tentu orang tuanya tidak akan mengizinkan kalau alasannya adalah masalah pacar. Apalagi orang tuanya sangat tidak suka dengan yang namanya pacaran dalam mendidik anak-anaknya. Jaka masih bingung, tapi ia kembali melanjutkan ngobrol dengan orang tuanya. Tiba-tiba telefonnya bordering kembali beberapa kali, orang tuanya sampai heran betapa anaknya itu sangat disibukan oleh telefon-telefon yang masuk. Jaka mengira itu adalah dari Citra, tapi ternyata itu dari Andi Ketua salah satu organisasi dikampus, andi menanyakan tentang kegiatan yang diserahkan pada Jaka dan mengatakan ingin bertemu Jaka secepatnya karena penting sekali. Padahal Jaka bukanlah ketua panitia dari acara tersebut, tapi Jaka sangat menggebu-gebu jika bicara tentang sebuah kegiatan dan sangat ingin berkontribusi niatnya. Dengan alasan inilah Jaka meminta izin pada orang tuanya untuk kembali kesemarang besok paginya.

Ibu Jaka        : Nak, baru sehari saja dirumah kok sudah mau balik lagi kesemarang sih nak ?
Jaka              : Maaf bu’, tapi ini kan juga demi masa depan dan pengalaman Jaka.
Ibu Jaka    : Tadi ibu dan bapak sebenarnya juga mendengar pembicaraanmu ditelfon, yang pertama denga wanita yang kau panggil sayang dan satunya yang kau panggil mas Andi. Jaka, apakah Cuma demi mereka kamu ingin secepat itu kembali disana ? seorang gadis yang mengatakan butuh kamu karena ia hanya demam kecil dan seorang yang hanya ingin ngobrol denganmu tentang ntah kegiatan apa. Apa kamu gak lebih mementingkan ibumu nak, yang selama ini mengasuhmu dari kecil dan kau sehari saja bertemu dan ingin meninggalkannya lagi.
Jaka            : Ibu, tapi ini demi kebaikan Jaka juga kan bu’. Wanita yang tadi dalam telfon itu adalah pacar Jaka, dia wanita yang cantik dan baik bu’, dan yang tadi mas Andi adalah orang yang selalu member semangat padaku. Apakah salah bu’ bila aku mempersiapkan masa depanku lewat mereka.
Ibu Jaka          : Jaka ya baik mempersiapkannya, tapi apakah kamu mau mengesampingkan ibumu dan bapakmu ketimbang mereka. Sebenarnya ibu menyuruhmu pulang selain karena ibu sangat rindu juga ada banyak hal yang ingin bapak dan ibu sampaikan padamu. Tentang masa depanmu setelah lulus jadi sarjana, bapak dan ibu sudah persiapkan beberapa uang untuk kamu jika ingin melanjutkan lagi. Atau bapak sudah persiapkan beberapa modal usaha jika kamu ingin langsung bekerja. Kurasa ibu dan bapak itu lebih peduli terhadapmu daripada mereka nak.

Jaka tertegun dan merenung mendengar itu semua, ternyata fikirannya itu sangat sempit dan tak seluas ibu bapaknya tentang masa depannya. Ternyata mereka lebih peduli dari yang. Ibu Jaka terus menasehatinya lagi.

Ibu Jaka         : Nak ibu tak ingin kamu jadi anak yang hanya peduli ibu hanya Cuma beberapa hari saja dalam setahun. Yang hanya pulang hanya seperti menengok ibu dan bapak. Ibu takutnya nanti dimasa depanmu setelah berkeluarga kamu seperti orang-orang yang hanya menengok ibunya ketika lebaran saja. Ibu tak ingin kedepannya punya anak yang sukses yang setiap bulan mengirimkan segepok uang keibu bapaknya tapi hanya sedikit sekali waktunya tersenyum langsung pada ibunya. Bukan itu nak yang sangat ibu dan bapak harapkan. Ibu dan bapak hanya ingin punya anak yang sangat menyayangi orang tuanya tak hanya lewat materi tapi benar-benar kasih sayang langsung seperti yang pernah ibu dan bapak berikan kala kamu kecil bahkan sampai sekarang ibu dan bapak masih ingin memberikannya.

Setelah mendengar kata-kata nasehat dari ibunya itu Jaka jadi sangat merasa bersalah kepada orang tuanya. Selama ini ia justru sangat mementingkan orang lain dari pada ibunya. Padahala selama ini merekalah yang sangat menyayangi Jaka dengan tulus. Setelah itu Jaka memutuskan untuk liburan seminggu penuh dirumah bersama keluarganya.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Dari cerita diatas kita bisa merenungi betapa sering kesibukan-kesibukan telah melalaikan perhatian kita pada orang tua kita. Hingga kita lupa bahwa sesungguhnya merekalah yang paling berperan utama kita bisa jadi seperti sekarang ini. Bukan pacar-pacar kita, bukan sahabat-sahabat kita, bukan ketua-ketua kita dan lain-lain. Mereka adalah sosok-sosok yang menyayangimu paling tulus daripada orang lain. Tanpa banyak meminta janji, tanpa banyak meminta bukti dan tanpa banyak mengeluh mereka selalu setia membesarkan kita. Mereka orang yang selalu berdoa pada kita, mendoakan kebaikan dan kesuksesan pada kita. Maka sebenarnya untuk hidup bahagia ialah saat kita bisa membahagiakan orang tua kita. Dan satu hal lagi yang sangat perlu diingat “Bagi dunia kita itu hanyalah seseorang, Tapi bagi seseorang mungkin kita adalah dunianya”. Kita adalah dunia yang indah bagi ibu bapak kita, maka agar tetap indah kita harus menjaga keindahannya.


---- Semoga Bermanfaat ----

0 Response to "Kerinduan untukmu anakku"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.