Indahnya Desaku, Ngerang

Indahnya Desaku, Ngerang

Pagi itu aku jalan-jalan disebelah selatan desaku, pagi sekali menjelang matahari terbit. Suasana yang masih sepi sayup-sayup, lantunan suara jangkrik masih terdengar dimana-mana. Jalan-jalan kulewati, kumasukan jariku kedalam saku celanaku menahan sejuknya kala itu. Terlihat ibu-ibu yang sedang menyapu dedaunan dihalaman rumahnya, anak kecil yang duduk terpaku didepan rumahnya sambil mengucek matanya yang terlihat masih ngantuk. Ayam-ayam yang sudah berkeliaran mencari makan lalu lalang melewatiku. Didalam kesejukan semilirnya angin didesa tercintaku, Ngerang Tambakromo kabupaten Pati.

Desa kecil disebelah selatan kabupaten Pati, desa yang sebagian penduduknya adalah petani dan perantau. Desa yang begitu memiliki pemandangan indah menurutku. Kini terlihat lagi olehku saat pulang seperti ini. Keindahan yang tak semua tempat didunia memilikinya. Diberbagai arah luar desa terhampar persawahan yang menyejukan penglihatan, padi-padi yang hijau, tanaman-tanaman yang mulai berbuah, kebun-kebun yang rapi. Berjalan aku pelan melangkah, menikmati keindahannya. Jalan-jalan persawahan yang dipenuhi tetesan embun diatas rumput-rumputnya. Begitu bening dan dingiinya dirasa dikaki saat menginjaknya. Kulihat sebelah selatan terlihat jejeran pegunungan kapur utara yang berbaris menjulang tinggi, Nampak biru kehijauan ditengah redupnya cahaya pagi. Tapi tetap memukau penglihatan mata. Melihat sebelah utara terlihat desaku dari pinggir desa tempatku berdiri, masjid besar Nampak paling awal menyapa penglihatanku. Terlihat masih sayup-sayup cahaya lampu yang masih menyala, gerakan pohon-pohon yang tinggi dihempas tiupan angin. Disebelah timur kulihat matahari mulai menampakan sinarnya, terlihat awan-awan mulai memutih terkena sinarnya. Langit yang gelap mulai membiru, bintang-bintang yang bersinar mulai meredup. Sebelah barat kulihat deretan tanaman tebu yang tersusun rapi berhektar-hektar, nan hijau melambai-lambai dihembus angin. Kuteruskan langkahku, berbarengan itu mulai para petani terlihat melewati langkahku. Berbekal cangkul, caping, belati dan bekal seadanya mereka dengan langkah pasti menuju sawahnya. Setelah itu aku pun duduk dipinggir jalan ingin menantikan bagaiman sang mentari muncul menampakan dirinya, duduk sambil menikmati indahnya alam sekelilingku.

Tanpa terasa terlihat pemandangan yang sangat indah sekali bagiku, mungkin ini juga fenomena alam yang jarang terjadi. Sinar matahari dilangit terbagi dua, terang sebelah dan redup sebelah. Dan hebatnya lagi fenomena itu membentang dari ujung timur sampai ujung barang. Seperti setengah bumi terjadi hal itu, tak hanya disatu pandangan saja. Tak kusia-siakan pemandangan nan indah ini, kuabadikan via kamera hanphoneku. Ku foto sebelah barat dan timurnya seperti gambar-gambar ini.


Mungkin ini lebih terasa indah jika orang-orang metropolis melihatnya. Orang-orang kota yang setiap hari menemui gedung-gedung disetiap pandangannya. Orang-orang yang setiap hari hanya melihat asap motor dari lalu lalang jalan raya. Indahnya tempat tinggal yang dimiliki, tergantung bagaimana kita bisa dan mau menikmatinya. Keindahan ada dimana saja, yang penting kita bisa mensyukurinya dan memanfaatkannya.

0 Response to "Indahnya Desaku, Ngerang"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.